Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bagi Tumpok,kritik seniman Terhadap Penguasa

duniapotret.com - BANDA ACEH - 


Musisi Aceh Maimunzir kembali merilis single Aceh terbaru "Bagi Tumpok". Lagu ini berisi kritikan terhadap pengelolaan anggaran publik oleh pejabat negara. 

Ini menjadi lagu ke lima yang dirilis di bawah produksi Studiosa. Seperti lagu sebelumnya, lirik Bagi Tumpok ditulis oleh musisi besar di Aceh, Nazar Shah Alam. 

Lagu "Bagi Tumpok" tayang di Channel Maimunzir pada Minggu, 18 Juli 2021. 

Maimunzir menuturkan lagu-lagu yang dibuat Nazar Shah Alam untuk dirinya banyak berisi kritik sosial dan merespon persoalan yang sedang terjadi di tengah masyarakat. 

Bagi Tumpok atau bagi jatah adalah kritikan bagi pejabat daerah yang mengelola anggaran publik. Simak liriknya.

Kasaba siat bek that meukarat-karat

But nyoe cit hana mangat
Bak ta uroh peng rakyat

saba siat (Sabar sejenak), jangan buru-buru pekerjaan ini tidak mudah mengurus uang rakyat/sabar sejenak




Itong beupah-pah, bek na angka yang salah
bagi ju bacut sapo, keu rakyat yang bek tuwo

jatah tanyoe. (hitung dengan teliti, jangan ada angka keliru bagi untuk semua, jangan lupa untuk rakyat ini hak kita.


"Saya rasa semua warga gerah melihat kondisi pengelolaan uang rakyat. Uang banhak namun kemiskinan juga tinggi. Lewat lagu kami ingin mengingatkan pemerintah dan mengajak warga untuk kritis," kata Maimunzir, putra Bagok Aceh Timur.


Lagu-lagu Maimunzir seperti Poh Bandet, Hak Reman, dan Teng Paneng berisi kegelisahan terhadap persoalan sosial. Meski liriknya agak kocak, namun nilai kritis mudah ditemukan.


Produser Studiosa Nazar Shah Alam mengatakan belakangan tidak banyak penyanyi Aceh yang memilih 'melawan' melalui lagu. Justru yang banyak adalah lagu tentang kisah roman. 


"Saat Maimunzir muncul pertama kali dengan lagu "Teng Paneng" publik langsung menerima. Mungkin karena lirik-liriknya mewakili kegelisahan mereka" kata Nazar.

Post a Comment for "Bagi Tumpok,kritik seniman Terhadap Penguasa "