Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bimtek APDESI Aceh Timur Dinilai Sudah Putus Urat Malu


DUNIAPOTRET.COM | Aceh Timur, Kamis 18/05/2021
Meskipun pelaksanaan Bimtek diduga melanggar sejumlah aturan, dan out put kegiatan tersebut tidak bermanfaat untuk masyarakat. Namun APDESI Aceh Timur tetap ngotot melaksanakan Bimtek yang di awali pembukaan pada hari Rabu 18/05, kondisi ini  menunjukkan sikap pongah dan merasa diri kebal hukum. sungguh APDESI Aceh Timur telah betul betul  " ka putoh  urat male" yang sengaja di pertontonkan di depan rakyat.

Pemerhati Desa, Masri,SP mengatakan APDESI Aceh Timur begitu bangga dan senang nya menari-nari di atas penderitaan rakyat, kepekaan APDESI Aceh Timur terhadap kondisi ekonomi rakyat yang sedang morat marit dan di tengah kegelisahan  harga barang pokok mahal, harga jual komoditas petani anjlok akan tetapi tidak mau tau dan masa bodoh dengan kondisi masyarakat.maka sangat pantas di katakan dengan istilah lain seperti kambing congek.

Keberadaan APDESI di Aceh Timur benar benar sudah tidak berguna dan dapat di harapkan lagi, yang seharus nya menjadi ujong tombak  mengawal kedaulatan Dana Desa(DD), membela kepentingan masyarakat, akan tetapi saat ini menjadi bagian kelompok oligarki yang turut menggerogoti Dana Desa, dengan bermacam modus seperti Bimtek Satgas Covid-19, pengadaan buku pedoman covid-19. dan entah program titipan apalagi yang akan di kuras dari Dana Desa. urai Masri.

Masri juga menerangkan, Tahun 2020 juga telah di laksanakan Bimtek terhadap Keuchik, Tuha Peut Gampong dan perangkat Desa yang menghabiskan dana desa milyaran, akan tetapi tidak ada perubahan dan perbaikan bahkan dampak kesejahteraan terhadap masyarakat, indikator tersebut dapat dilihat sistem pengelolaan dana desa masih carut marut bahkan di Desa Pengurus teras APDESI sendiri maupun Ketua Forum Keuchik di tingkat Kecamatan sebagai pelaku Bimtek. Hal itu dapat dilihat dari tingkat kemandirian desa, RAB saja masih meminta pihak lain(Calo) atau mengupah(membayar) untuk membuat RAB, termasuk Pengajuan dan Laporan pertanggung jawaban.

Selanjutnya kata Masri,bhampir 100 persen Badan Usaha Milik Gampong(BUMG). bermasalah dan gagal tidak berjalan sebagai mana harapan Pemerintah dan masyarakat. begitu juga dengan kegiatan lain nya, tidak terlihat program yang sustainable untuk kemajuan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di Desa, Meskipun  Pemerintah telah mengucurkan anggaran rata rata Rp 6 Milyar per gampong sejak tahun 2015.

Indikator kegagalan lain nya adalah Keuchik dan perangkat desa mengabaikan nasib keluarga miskin, cukup banyak keluarga miskin tidak masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial(DTKS) karena ketidak pedulian dan keseriusan Desa dalam mengurus dan membantu kepentingan masyarakat, akibat tidak masuk DTKS dalam aplikasi SIKS-NG banyak keluarga yang hidup nya di bawah garis kemiskinan kehilangan hak nya untuk mendapat bantuan sosial seperti PKH, BPNT Rumah rehab, listrik subsidi dan fasilitas bansos lain nya yang galakkan Presiden Jokowi. tutup Masri

Post a Comment for "Bimtek APDESI Aceh Timur Dinilai Sudah Putus Urat Malu"