Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Akun Donald Trump Dikembalikan Pasca Elon Musk Beli Twitter

Presiden AS Donald Trump dan ibu negara Melania Trump meninggalkan Gedung Putih menjelang pelantikan presiden terpilih Joe Biden, di Washington, AS, Rabu (20/1). Foto: Leah Millis/REUTERS

DUNIAPOTRET.COM | Amerika - Elon Musk mengatakan akan mengembalikan akun Twitter Donald Trump ketika pembelian Twitter rampung. Saat ini akun mantan Presiden AS tersebut ditangguhkan permanen oleh Twitter.

Pernyataan orang terkaya di dunia itu disampaikannya di konferensi Future of the Car Financial Times pada Selasa (10/5).

Musk berpendapat bahwa Twitter seharusnya tidak sering-sering menghapus sana-sini dan hati-hati dengan ban permanen. Menurutnya, pemblokiran Trump adalah sebuah “kesalahan”.

Saya pikir itu tidak benar untuk melarang Donald Trump, saya pikir itu sebuah kesalahan. Saya akan membalikkan blokir permanennya.... Tapi pendapat saya, dan Jack Dorsey, saya ingin memperjelas, berbagi pendapat ini, adalah bahwa kita seharusnya tidak memiliki blokir permanen.- Elon Musk -

Jack Dorsey, pendiri dan mantan CEO Twitter sependapat dengan Trump, meskipun penangguhan akun Donald Trump terjadi saat masa kepemimpinannya.

“Saya setuju. Ada pengecualian (CSE, perilaku ilegal, spam atau manipulasi jaringan, dll), tetapi umumnya pemblokiran permanen adalah kegagalan kami dan tidak berfungsi,” tulisnya.

“Itu adalah keputusan bisnis, seharusnya tidak (terjadi). Dan kita harus selalu meninjau kembali keputusan kita dan berkembang seperlunya. Saya menyatakan di utas itu dan masih percaya bahwa penangguhan permanen terhadap individu (adalah) salah arah.”

Twitter memblokir akun @realDonalTrump pada 8 Januari 2021. Pemblokiran dilakukan setelah ia menggiring pengikutnya ke kericuhan di Capitol Hill pada 6 Januari 2021.

"Setelah meninjau secara cermat tweet terbaru dari akun @realDonaldTrump dan konteks di sekitarnya, kami telah secara permanen menangguhkan akun tersebut karena risiko hasutan kekerasan lebih lanjut," jelas perusahaan lewat akun Twitter Safety.

Media sosial lain mengikuti langkah Twitter untuk memblokir Donald Trump secara permanen dari platformnya.

Amazon dan Apple, misalnya, sama-sama menghapus Parler, sosial media yang identik dengan pengikut Trump dan berkontribusi ke kericuhan 6 Januari 2021. Amazon memblokir Parler dari layanan cloud mereka, dan Apple menghapus Parler dari toko aplikasi iOS App Store.

Sementara dua aplikasi media sosial milik Meta, Facebook dan Instagram, pun memblokir akun Donald Trump.

Musk tidak setuju dengan pemblokiran Trump.

Presiden AS Donald Trump bersama ibu negara Melania Trump saat melambaikan tangan sebelum berangkat dari Joint Base Andrews, Maryland, AS, Rabu (20/1). Foto: Carlos Barria/REUTERS

"Melarang Trump dari Twitter tidak mengakhiri suara Trump, itu akan memperkuatnya di antara yang benar dan inilah mengapa itu salah secara moral dan benar-benar bodoh," kata Musk.

CEO Tesla dan SpaceX mengakui bahwa akuisisi Twitter, dan kembalinya Trump, belum menjadi kesepakatan.

"Saya akan mengatakan bahwa saya belum memiliki Twitter, jadi ini bukan hal yang pasti akan terjadi, karena bagaimana jika saya tidak memiliki Twitter?" tambahnya.

Trump mengatakan tidak akan kembali ke Twitter meski akunnya dipulihkan. Ia lebih memilih menggunakan media sosial buatannya, Truth Social, yang sekarang masih sepi pengguna.

Di acara yang sama, ia ingin menumpas akun robot atau bot yang sering spam postingan di platform burung tersebut, seperti yang sudah disinggung sebelumnya. Musk akan membuat larangan permanen "sangat jarang," membuatnya tertuju untuk "bot atau spam, akun scam di mana tidak ada legitimasi untuk akun sama sekali."

Elon Musk, CEO Tesla. Foto: Joe Skipper/Reuters

Pada twit-twit Musk sebelumnya, ia mengatakan akan memverifikasi semua pengguna adalah "manusia”. Selain itu, akun akan terkategori sebagai bot dan mungkin akan dibatasi atau bahkan diblokir.

“Saya juga ingin membuat Twitter lebih baik dari sebelumnya dengan meningkatkan produk dengan fitur-fitur baru, membuat algoritma open source untuk meningkatkan kepercayaan, mengalahkan bot spam dan mengautentikasi semua manusia" , ungkap Musk pada 27 April 2022 lalu.

Musk menutup dengan pendapatnya soal moderasi konten. Menurutnya, ada dua macam konten yang perlu disanksi, yakni “merusak dunia” serta “salah dan buruk”. Penangguhan permanen tidak akan masuk daftar sanksi.

"Jika mereka mengatakan sesuatu yang ilegal atau hanya merusak dunia, maka mungkin harus ada batas waktu, penangguhan sementara, atau tweet tertentu harus dibuat tidak terlihat atau memiliki daya tarik yang sangat terbatas," ujar Musk.

"Saya pikir jika ada tweet yang salah dan buruk, itu harus dihapus atau dibuat tidak terlihat, dan penangguhan, penangguhan sementara adalah tepat tetapi bukan larangan permanen."

Musk tidak menjelaskan metrik apa yang mungkin digunakan Twitter untuk menentukan apakah sebuah tweet mungkin "salah dan buruk" atau "merusak dunia," dan kapan memilih satu jenis hukuman di atas yang lain.(Kumparan)

Post a Comment for "Akun Donald Trump Dikembalikan Pasca Elon Musk Beli Twitter"