Apalah Arti Sebuah Intro Musik Deep Purple
Seorang kru Deep Purple (tengah) menghalangi Rhoma Irama memainkan intro di konser Deep Purple di Solo, Jumat (10/3/2023) Foto Istimewa
Intro sebuah musik itu pengenal. Ibarat mengulurkan tangan saat berkenalan, maka Intro adalah sebuah ucapan pembuka: "Kenalkan, saya Polan," atau "Hey, man! Kenalkan aku Polin,"
Ketika itu jam sudah menunjukkan pukul 19.46 waktu Colomadu Solo bagian Barat. Layar di panggung Muktamar Deep Purple x God Bless, atau God Bless x Deep Purple terserahlah mana yang enak di hatimu menyebutnya sajalah.
Layar di panggung belum buka. Publik di Edutorium Universitas Muhammadiyah Solo sudah mulai tak sabar, bersuit-suit berharap "muktamar" musik segera dimulai.
Lampu-lampu di panggung mulai nyala, tanda muktamar musik mau dimulai. Tiba-tiba bunyi musik pun menggemakan intro, jreng, jreng, jreng.... tak salah. Itu intro Smoke on the Water.... satu hit grup hardrock Inggris Deep Purple yang sangat tidak asing bagi telinga orang Indonesia sekalipun. Orang mengira itu God Bless yang memainkan intro Smoke on the Water.
Layar di panggung pun jatuh. (Gerakan layar buka tidak dari kiri-kanan seperti layar sandiwara, tetapi jatuh dari atap, mak byak!).
Ternyata itu Rhoma Irama dan Soneta yang memainkan intro Smoke on the Water. Orang tentunya surprised. Ternyata bukan God Bless, apalagi Deep Purple..
Tiba-tiba dari kiri panggung, muncul seorang berkulit putih berkaos abu-abu tua, celana pendek pun abu-abu tua, menyeruak. Lalu membentangkan tangan di depan Rhoma Irama si Raja Dangdut Indonesia, meminta intro itu dihentikan. Dan sesaat kemudian, rombongan Soneta Band pun langsung memainkan intro "Nafsu Serakah" seasli-aslinya, seperti intro yang ditampilkan di filem "Perjuangan dan Doa" (1980)...
Tamu Misterius
Sekitar dua jam sebelum pentas, dalam sebuah obrolan di kedai kopi di depan Edutorium, promotor Anas Syahrul Alimi dari Rajawali Indonesia kepada saya memang sudah berbisik: "Nanti ada mistery guest...," Ada tamu yang tak diumumkan sebelumnya akan tampil di panggung. Nggak tahunya itu OM Soneta dan Rhoma Irama.
Insiden "Intro Smoke on the Water" itu rupanya menjadi viral esok paginya, setelah diberitakan di dunia maya bahwa "Rhoma Irama sempat dihentikan kru Deep Purple ketika memainkan intro Smoke on the Water untuk Nafsu Serakah...,"
Rhoma Irama sendiri, diberitakan memahami aksi kru Deep Purple itu, setelah pihak kru Deep Purple meminta maaf kepada sang Raja Dangdut. Dan pihak Soneta tidak memperpanjang lagi perihal insiden itu. Karena nyatanya, lagu pembuka "Nafsu Serakah" itu pun diselesaikan dengan lancar di konser tersebut, memakai intro versi aslinya seperti pada tahun 1980-an. Soneta pun tampil apik dilatari koor para perempuan berbaju gamis di latar belakang Rhoma Irama.
Penampilan di pembukaan konser itu pun berjalan lancar. OM Soneta dan Rhoma Irama memainkan tidak kurang dari lima lagu, yang umumnya lagu-lagu dari rekaman lama Soneta. Menggeletar, dan berirama "rock dhut", dangdut dalam balutan rock.
Channel Reaksi Rob
Kalau saja Soneta dan Rhoma Irama malam itu tidak membuat pancingan daya tarik Intro Smoke on the Water untuk lagunya "Nafsu Serakah" pun sebenarnya tidak kalah menarik. Lagu itu pernah dapat pujian seorang YouTuber yang sangat getol menggemari Rhoma. Coba klik Robk Reacts yang banyak mengulas khusus lagu-lagu Rhoma Irama di internet.
Robk Reacts adalah sebuah 'channel reaksi' yang terkenal di dunia maya, yang mengulas banyak sekali musik-musik Indonesia dalam sebuah channel khusus di YouTube. Robk Reacts mengulas musik-musik Indonesia secara jernih, setiap hari, mengaku tanpa pretensi, tentang music-music segala jenis tanpa pandang bulu. Termasuk musik-musik Indonesia seperti Iwan Fals, atau bahkan musik-musiknya grup Dewa 19.
Rob menyebut Rhoma Irama sebagai "The Great Legendary King of Dangdut from Indonesia". Rhoma juga disebutnya tidak hanya sebagai pemusik, tetapi juga bintang filem, pengusaha terkenal di Indonesia dengan musik dangdutnya. Dia incredible, incredible, incredible terkenal sejak usia 30-an sampai usia 70-an sekarang ini.
Rhoma Irama kini berumur 76 tahun, setahun lebih muda dari vokalis Deep Purple Ian Gillan, seumur dengan vokalis God Bless Ahmad Albar (76) yang tampil di Colomadu Solo pada Muktamar Deep Purple x God Bless pada Jumat (10/03/2023) malam itu.
"Here again, my man Rhoma Irama! And the name of the tune today, is Nafsu Neraka...," ucap Robk Reacts. Rob nampak sekali penggemar berat Rhoma Irama, dengan setiap kali ulasan kerennya, terhadap sang bintang yang lama tinggal di Tebet, Jakarta itu.
Dikenal Melalui Intro
Semua band hardrock yang terkenal di dunia, dikenal melalui lagu-lagunya, dan mula pertama melalui intro-intro musik mereka. Lihat saja super grup heavy rock Led Zeppelin, orang langsung menebak, Ah, itu lagu Black Dog, melalui intro musiknya. Atau Stairway to Heaven, melalui petikan bening Jimmy Page di awal lagu.
Juga Black Sabbath, jika memainkan Sabbath Blody Sabbath, atau Paranoid, War Pigs, Children of the Grave. Intro dulu yang mula dikenal. Baru kemudian lengkingan khas suara super tenor Ozzy Osbourne.
Juga dikenal intronya Deep Purple, bintang Muktamar di Colomadu Jumat malam itu, yang tidak kurang membawakan 15 lagunya, termasuk lagu-lagu hits mereka, Highway Star di pembukaan, ataupun Smoke on the Water yang memancing Presiden Joko Widodo ikut menghentak-hentak kaki dan menyanyi "Smoke on the Water... a fire in the sky," Nggak peduli, apa makna lagunya. Juga lagu yang dibawakan malam itu seperti Black Night (1972) yang dulu nyaris setiap hari berkumandang di radio-radio amatir. Intronya sangat dikenal akrab. Jreeng, jreng, jreng...
Maka, tidak heran jika kru band Deep Purple pun spontan berupaya menghentikan intro trade mark "Smoke on the Water" dimainkan lumayan persis tone dan melodinya oleh Rhoma Irama dan kawan-kawan. Ibarat tangan mengulurkan, "Saya Rhoma Irama...," ternyata yang bunyi namanya Ian Gillan. Keruan saja mereka marah.
Justru soal Intro yang menjadi pengenal lagu ini kurang dilakukan oleh super grup legendaris kita, God Bless. Tidak banyak, intro lagu-lagu God Bless yang melekat dan populer di telinga publik. Padahal, intro adalah pemancing utama identitas sebuah lagu.
Bagaimana pun, intro sebuah musik itu sangat perlu. Di musik klasik pun terjadi. Semisal, Air on G String karya Johan Sebastian Bach. Atau intro organ yang sangat, sangat terkenal di telinga penggemar musik: Toccata and Fugue in D Minor karya Johan Sebastian Bach -- yang pada suatu ketika ditiru oleh grup musik rock Belanda, The Ekseption...
Bertikai Soal Intro
Bertikai soal intro? Itu pernah terjadi. Bahkan bertikai lewat meja pengadilan dalam waktu yang panjang berliku. Menyangkut lagu terkenal yang saya kira hampir setiap penggemar musik di Indonesia 70-an pun kenal lagunya, A Whiter Shade of Pale yang dibawakan oleh grup musik Procol Harum.
Pertikaian hukum berawal dari gugatan perdata pemain organ Procol Harum, Matthew Fisher yang menuntut 50 persen bagian menyangkut royalti karya musik dari lagu A Whiter Shade of Pale sejak 1967 sampai 2008. Tidak main-main jumlahnya, karena menyangkut penghasilan hampir 40 tahun sejak lagu itu pertama kali rekamannya beredar...
Intro itu ternyata juga menyangkut hak cipta. Ngga bisa main-main, nyaplok intro orang seenaknya, apalagi untuk sebuah penampilan yang mendatangkan uang. Sangat keras aturannya, untuk hak cipta seperti itu.
Intro yang diperkarakan oleh Matthew Fisher, adalah permainan organ yang khas ia ciptakan, mirip suara organ gereja. Nadanya pun, kemudian banyak ditiru orang. Dan A Whiter Shade of Pale, menurut Matthew Fisher, dikenal luas di dunia berkat permainan intro khas organnya!
Matthew mulanya menggugat bagi hasil 50 persen terhadap karya yang diciptakan oleh Gary Brooker. Matthew juga menggugat, Brooker dan juga Procol Harum nggak boleh seenaknya mengeksploitasi A Whiter Shade of Pale, tanpa seizin dia (Matthew Fisher). Dikabulkan 40 persen. Apa ora ciloko, itu Brooker?
Padahal Matthew Fisher bukan pencipta awal lagunya. A Whiter Shade of Pale yang direkam Procol Harum dan dirilis pada 12 Mei 1967 itu memang kemudian menjadi salah satu lagu Procol Harum yang paling sukses dan terkenal di seantero dunia. Dengan penjualan lebih dari 6 juta copy rekaman dari seluruh dunia, serta lebih dari 770 versi sampul.
Lagu A Whiter Shade of Pale digubah musiknya oleh Gary Brooker sang vokalis. Liriknya ditulis oleh Keith Reid. Brooker dan Reid kemudian mendaftarkan hak ciptanya pada bulan Maret 1967 pada Essex Music Limited.
Brooker dan Reid kemudian membentuk band Procol Harum, Matthew Fisher kemudian bergabung sebagai pemain organnya.
Selama latihan, Fisher mengimprovisasi lagunya dan menciptakan solo organnya yang khas di telinga untuk intro lagunya sebanyak delapan bar. Versi lagu beserta intro organ khas Fisher ini direkam, dan dirilis sebagai single pada 1967.
Ketika Matthew Fisher keluar dari Procol Harum pada 1969, ia tidak melepaskan haknya atas bagian hak cipta dan royalti yang diperoleh dari penjualan berbagai komposisinya yang direkam Procol Harum.
Maka, ketika Matthew Fisher mengajukan gugatan peradilannya atas hak cipta (intro) A Whiter Shade of Pale, tidak hanya pada Gary Brooker dan pencipta lirik Keith Reid dan manajemen Procol Harum saja. Tetapi juga pada Essex Music Limited tempat pendaftaran hak cipta lagunya.
Sempat dikabulkan oleh peradilan Inggris. Akan tetapi oleh peradilan yang lebih tinggi, House of Lords pada 2008, pengajuan banding oleh Gary Brooker dan Keith Reid dikabulkan. Sehingga pengadilan Inggris pun membuyarkan Matthew Fisher memperoleh bagi hasil 40 persen dari lagu A Whiter Shade of Pale...
Nah, gara-gara intro lagu, maka para personel Procol Harum terseret ke kasus peradilan yang berlangsung cukup berlarut-larut. Maka, tidak semestinya bermain-main dan main comot dengan intro musik orang lain.
Apalah arti sebuah intro musik... *
kompasiana.com
Post a Comment for "Apalah Arti Sebuah Intro Musik Deep Purple"